Alcohol
Jam telah menunjukkan pukul 11, menandakan bahwa sejam lagi tahun akan berganti. Saat sampai di club hotel tempat pestanya berlangsung, lautan manusia telah memenuhi ruangan tersebut.
Karina bertemu sapa dengan teman-teman yang Ia kenal dekat, juga sedikit mengobrol dengan mereka. Tidak lupa, mengenalkan Winter dan membawa Winter dalam percakapan juga.
Setelah dirasa cukup ngobrolnya, Karina membawa Winter ke tempat yang sedikit sepi agar Winter tidak merasa sesak. “Sebentar, ya, Baby? Mommy mau ambil minum dulu. Don't receive drinks from anyone, okay? It's dangerous.” ujar Karina. Winter hanya mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Karina kembali ke tempat dimana Winter berada dengan membawa dua gelas di tangannya. Ia bernafas lega ketika melihat Winter masih duduk sendiri dengan nyaman.
Karina meletakkan dua gelas yang Ia bawa di meja di hadapannya. “Here, Baby.”
Karina mengambil gelas miliknya, begitupun Winter.
Karina berucap, “Cheers?“
Winter tersenyum lebar, “Cheers!“
Mereka pun meneguk minuman mereka. Namun, Winter merasa kecewa ketika Ia merasakan minumannya itu. Raut wajahnya berubah jadi cemberut. “Mommy… Kok Sprite, sih?”
Karina hanya tertawa. Sungguh gemas Baby-nya itu.
Winter membuka mulut, “Mommy.”
“Yes, Baby?”
Winter menunjuk ke arah gelas Karina, kemudian berkata, “Mommy… I wanna try that. Can I?”
Karina menggeleng. “No, Baby.”
Winter kembali mencoba, “But, Mommy…” dengan ekspresi memelasnya. Wajahnya sudah seperti emoji yang menunjukkan tatapan memohon, dengan dua bola mata yang lebar dan berbinar.
Melihat itu, Karina tersenyum. Namun, Ia tetap menggelengkan kepalanya, seraya berkata, “No. Itu kandungan alkoholnya tinggi, Sayang.”
Winter menghela napas. Tapi Ia masih ingin mencoba alkohol yang diminum Mommy-nya itu. Jadi Ia mencoba lagi, “Mommy, please… Just a little, ya?” sambil menunjukkan jari telunjuk dan jempolnya yang hampir menempel, menandakan jumlahnya yang sedikit.
Karina kembali menggeleng. “I said no, did I? Udah berani ngelawan Mommy, hm?”
Mendengar itu, Winter menunduk. Ia cemberut lagi.
Karina yang melihat itu ingin membujuk Baby-nya agar tidak ngambek, tetapi seseorang menyapanya.
“Eh, Karin? Ya ampun, udah lama ga ketemu!” ujar orang itu.
Karina pun menoleh dan mendongak untuk melihat seseorang itu. Lalu berdiri sambil berkata, “Eh… Ningning? Hey! Apa kabar?”
Mereka pun saling berbincang selama beberapa saat. Kemudian Karina ingin mengenalkan Winter pada teman lamanya itu. Saat namanya dipanggil, Winter pun ikut berdiri di sebelah Karina, mengenalkan diri dan sedikit berbincang dengan wanita bernama Ningning di hadapannya. Meskipun lagi ngambek, Winter masih tau tata krama, jadi berusaha untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.
Melihat itu, Karina pikir Winter sudah tidak ngambek lagi. Ia pun menggerakkan tangannya untuk meraih lengan Winter, Ia berniat untuk melingkarkan lengannya pada lengan Winter. Namun, Winter malah sedikit menjauh, dan secara tidak sadar memanyunkan bibirnya.
Ah… Dia masih ngambek ternyata.