Pacaran?

Jam pulang sekolah. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas, ada yang pulang sendiri, dan ada juga yang menunggu jemputan.

Murid kelas 3B, Winter, Giselle, dan Sungchan masih belum dijemput. Winter ingin menghampiri Karina di kelas sebelah, Giselle dan Sungchan pun memutuskan untuk ikut.

Saat sampai di kelas 3A, ternyata masih ada Karina, Ningning, dan Jeno. Winter langsung melompat ke pelukan Karina. Emang kedua sejoli itu tidak bisa lama dipisahkan.

Daripada mereka diem-dieman nontonin Karina dan Winter yang asik beduaan, akhirnya mereka memutuskan untuk bermain sebuah permainan.

Jadi, satu orang akan ditutup matanya, kemudian diputar beberapa kali hingga sedikit pusing. Sedangkan yang lain mencari tempat untuk mengumpat agar tidak ditangkap oleh orang barusan. (sumpa aku lupa namanya, nyari gugel jg bingung gaketemu huhu intinya cara mainnya begini)

Mereka memulai permainan dengan hompimpa, dan ternyata yang pertama jaga adalah Winter. Mata Winter di tutup dengan dasi pramuka, kemudian badannya diputar beberapa kali. Anak-anak yang lain pun bergegas untuk mengumpat diantara meja dan kursi kelas.

Winter pun mulai berjalan dengan mata tertutup, tangannya meraba-raba. Orang yang terdekat dengannya adalah Sungchan. Sebelum tangan Winter berhasil meraba kepala Sungchan, Karina bergegas bangkit dari tempatnya dan pindah tempat ke depan Sungchan, sehingga tangan Winter jadinya bertemu dengan wajah Karina. Ningning dan Giselle sedikit terkekeh, sedangkan Sungchan berusaha bergeser karena badannya terhimpit Karina dan tembok.

Tangan Winter meraba-raba wajah serta rambut Karina, dan yang diraba berusaha menahan senyumnya. Kemudian Winter berujar, “Rina, ya?!”

Setelah melepas dasi yang diikat di kepalanya dan membuka matanya, hal pertama yang dilihat Winter adalah Karina yang tersenyum manis ke arahnya. (emang dasar bucin, ketangkep malah seneng. hdeh.) Winter pun ikut tersenyum.

“Winter bener!” seru Winter.

Ronde kedua, giliran Karina yang jaga. Mata Karina ditutup dan badannya diputar beberapa kali. Setelah itu, ia berjalan dengan mata tertutup sambil meraba-raba, seperti Winter barusan. Saat Karina mulai berjalan ke arah Jeno, Winter dengan sigap menghampiri Jeno. Kemudian ia sedikit mendorong-dorong Jeno sambil berbisik, “Jeno sonoan, ih. Jangan sampe Rina megang Jeno!”

Jeno hanya menatap Winter keheranan kemudian menurutinya. Karena Jeno sudah bergeser, tangan Karina bertemu dengan tembok dan dirinya pun berjalan ke arah lain.

Karina berjalan ke arah Ningning. Saat Ningning ingin pindah, Giselle yang iseng itu menahannya. Ningning panik, berusaha melepas pegangan Giselle, sampe kelepasan ngomong, “GIGI IH!”

Mendengar itu, Karina tertawa. Tangannya dijulurkan ke depan, dan tepat jatuh di kepala Ningning. Sambil melepas ikatan dasinya ia berucap, “Ningning, ya?”

Saat Karina membuka matanya, ia melihat Ningning yang cemberut dan Giselle yang tertawa. Ia pun ikut tertawa.

Ketika ingin memulai ronde ketiga, Jeno dan Sungchan ternyata sudah dijemput. Jadi hanya tersisa Karina, Winter, Giselle, dan Ningning. Mereka memutuskan untuk menyudahi permainan dan duduk di sekitar bangku Karina.

Karina dan Winter duduk di bangku barisan pertama dengan Ningning dan Giselle yang duduk di belakangnya. Bangku Karina dan Winter diputar 180° sehingga menghadap Ningning dan Giselle yang ada di belakangnya.

“Ah, Rina aus. Tapi minum Rina abis.” ujar Karina.

Winter yang mendengar itu pun langsung mengambil botol minumnya dan memberikannya pada Karina. Karina menerimanya, dan tak lupa, melemparkan senyum pada Winter sebagai tanda terima kasih.

Karina minum dengan terburu-buru, sehingga sedikit tersedak. Winter dengan sigap menepuk-nepuk punggungnya dan membantu mengelap air yang membasahi sekitar bibir Karina. Pipi Karina memerah.

“Pacaran mulu.” celetuk Ningning.

Winter langsung menoleh, menatap Ningning. “Siapa yang pacaran?”

“Ya kalian berdua, lah. Siapa lagi?” ujar Ningning.

Winter menautkan alisnya. “Tapi Rina sama Winter ga pacaran? Kan Rina sama Winter belom boleh pacaran.”

Ningning membuka mulut lagi, “Pacaran diem-diem kan bisa?”

Giselle ikut menimpali, “Kalian juga udah kaya orang pacaran... Mending pacaran beneran sekalian aja, ga sih? Keburu Winter-nya diambil Sungchan, Rin. Sungchan ketara banget kalo suka sama Winter tau.”

Ningning mengangguk-angguk, kemudian berkata, “Lagian, kalian sama-sama suka kan?”

Mendengar ucapan Ningning, Karina dan Winter saling bertatapan.

Emang iya, kita saling suka?