Revelation

“Kayyaa~ Kayyaaa~ Mau peluk!”

Karin sedang menginvasi kamar Kayra. Sekarang dia sedang gelendotan di badan Kayra. Kayra sedang berdiri di dekat meja, baru saja men-charge ponselnya. Karin yang clingy itu melingkarkan tangannya di perut Kayra, memeluknya dari belakang.

“Kayya kok ga peluk Kayin balik, sih?” Karin protes, karena kembarannya tidak merespon dirinya sama sekali. Karin pun memutar badannya, lalu menyusupkan kepalanya diantara kedua tangan Kayra yang sedang mengetik sesuatu di ponsel. Tangan Karin masih setia melingkar di perut Kayra. Saat Karin mendongak untuk melihat wajah kembarannya, ia melihat Kayra yang sedang senyam senyum.

“Ih, Kayya cengar cengir sendiri! Lagi chat sama crush, ya?” goda Karin.

“Sshh.”

Karin ikut tersenyum, melihat kembarannya yang terlihat sedang berbunga-bunga. Ia jadi penasaran siapa pelaku yang menyebabkan kembarannya seperti itu.

Karin yang penasaran pun melepas salah satu tangannya dan sedikit membalikkan badannya. Kepalanya menengok untuk melihat nama orang yang sedang berkirim pesan dengan kembarannya.

Ketika Karin melihat namanya, senyumannya langsung hilang. Hatinya mencelos.

Wina..?

Karin melepaskan dirinya dari Kayra, kemudian berdiri di hadapannya.

“Ra?”

Mendengar suara kembarannya yang sedikit crack, Kayra langsung menaruh ponselnya dan menatap gadis di hadapannya.

“Kenapa, Rin?”

Karin menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya. “Itu.. Yang lagi lo chat… Crush lo?”

Kayra bingung. Kenapa Karin jadi keliatan kecewa gini? Bukannya sebelumnya dia excited?

“I-iya..” jawab Kayra ragu.

Karin telah berusaha menahan tangisnya sekuat tenaga, tapi gagal. Satu air mata jatuh di pipinya.

“Lo gaboleh… G-gabisa….” Karin bergumam pelan. Namun Kayra masih bisa mendengarnya.

“Kenap-”

“Lo inget ga? Crush gue yang waktu itu gue bilang? Yang gue bilang, gue mau serius sama dia?” tanya Karin. Matanya berkaca-kaca.

Kali ini, Kayra punya satu ketakutan terbesar. Ia sangat berharap agar ketakutan tersebut tidak terjadi.

Kayra pun menjawab dengan ragu, “I-inget. Kenapa?”

She's… She's the same p-person… She's.. Wina. She's Wina. The crush I was talking about is Wina.

Deg.

Ketakutan terbesar Kayra kejadian. Mereka menyukai orang yang sama.

Mendengar perkataan Karin, Kayra hanya bisa terdiam. Begitupun Karin.

Setelah terjadi keheningan selama beberapa saat, Karin melangkah keluar, diiringi dengan suara pintu yang dibanting.

Kayra hanya bisa terduduk dengan tatapan kosong. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia sangat ingin kembarannya bahagia, tetapi ia juga tidak mau melepaskan Wina.